Jamaah Majelis Dzikir As-Samawaat Al Maliki

Jamaah Majelis Dzikir As-Samawaat Al Maliki

Senin, 26 Desember 2011

Part 7 (the end). Pengajian Bulanan Ahad 23 Oktober 2011, Kajian Surat Al Hajj (Hakekat Haji, Ilmu, & Amal Bukan Sebutan)

Part 6. Pengajian Bulanan Ahad 23 Oktober 2011, Kajian Surat Al Hajj (Hakekat Haji, Ilmu, & Amal Bukan Sebutan)

Part 5. Pengajian Bulanan Ahad 23 Oktober 2011, Kajian Surat Al Hajj (Hakekat Haji, Ilmu, & Amal Bukan Sebutan)

Part 4. Pengajian Bulanan Ahad 23 Oktober 2011, Kajian Surat Al Hajj (Hakekat Haji, Ilmu, & Amal Bukan Sebutan)

Part 3. Pengajian Bulanan Ahad 23 Oktober 2011, Kajian Surat Al Hajj (Hakekat Haji, Ilmu, & Amal Bukan Sebutan)

Part 2. Pengajian Bulanan Ahad 23 Oktober 2011, Kajian Surat Al Hajj (Hakekat Haji, Ilmu, & Amal Bukan Sebutan)

Rabu, 21 Desember 2011

Membangun Komunikasi Internal




Dalam komunitas orang beriman, komunikasi merupakan bagian yang sangat penting dalam membangun kebersamaan dan dalam menjalankan organisasi. Ayat yang ke-6 Surah Al-Hujarat memberikan prosedur standar apabila mendapatkan berita atau informasi dari sumber yang tidak dapat dipercaya, yaitu agar melakukan klarifikasi dan verifikasi terhadap pesan-pesannya, agar tidak salah dalam mengambil keputusan

“Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang Fasik membawa suatu berita, Maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.”. (Al Hujarat ayat 6)

Ayat 6 surat Al Hujarat ini berkenaan dengan sebuah riwayat dari Ibnu Abbas. Diriwayatkan bahwa Al-Walid bin Uqbah bin Abi Mu’ith, yang diutus oleh Rasulullah SAW kepada Bani Mushtthaliq supaya memungut zakat. Ketika Bani Musthaliq mendengar berita tersebut, maka mereka bergembira dan keluar menyambut utusan Nabi itu. Namun ketika hal itu diceritakan kepada Al-Walid, maka ia menyangka bahwa orang-orang itu datang untuk memeranginya. Maka ia pun pulang sebelum sempat disambut oleh Bani Musthaliq, dan ia pun memberitahukan kepada Rasulullah SAW, bahwa mereka tidak mau berzakat. Maka Rasulullah SAW sangat marah. Dan tatkala Beliau berkata kepada dirinya sendiri untuk menyerang mereka, tiba-tiba datanglah kepada Beliau utusan Bani Musthaliq, mereka berkata,”Ya Rasulullah SAW sesungguhnya kami mendapatkan berita utusanmu pulang kembali ditengah perjalanan. Dan sesungguhnya kami khawatir jangan-jangan kembalinya itu karena ada surah darimu karena engkau marah kepada kami. Dan sesunggunya kami berlindung kepada Allah dari murka-Nya dan kemurkaan Rasul-Nya.” Berdasarkan peristiwa ini maka turunlah ayat ke-6 (diriwayatkan oleh Ahmad, Ibnu Hatim, At-Tabrani dan Ibnu Mardawaih)

Ayat ke-6 memberikan pelajaran (tarbiyyah) kepada masyarakat bahwa dewasa ini banyak kabar atau informasi dari berbagai sumber yang dijadikan dasar dalam bersikap dan bertindak. Sumber itu berasal dari orang fasik. Orang fasik artinya orang-orang yang keluar dari batasan-batasan agama. Allah memberikan prosedur harus adanya tabayyun.

Tabayyun artinya mencari kejelasan. Selalu mengecek kejelasan informasi yang datang. Sehingga berita itu sahih tidak cacat atau tidak kabur (valid) dari sumber yang dapat dipercaya. Informasi yang sahih layak menjadi dasar keputusan dan dasar bertindak.

Dikutip dari Buku “Menegakkan Langit Tanpa Tiang” karangan KH. Sa’adih Al-Batawi

Selasa, 20 Desember 2011

Energi Spiritual Ulama Dalam Mempertahankan Kemerdekaan NKRI



Dalam perang Sabil melawan tentara sekutu dan Nica, pengaruh kepemimpinan Kyai Tjibadoejoet terhadap rakyat sangat besar. Sukar untuk dibayangkan bagaimana seorang kyai melakukan aksi penyerbuan gudang senjata atau gudang baju seragam tentara sekutu di Bandung Utara pada waktu malam hari. Hasilnya dapat dilihat saat itu dimana Laskar Hisbullah memiliki seragam militer dan persenjataan dari tentara sekutu Inggris dan Nica.

Secara logika sukar dimengerti. Tetapi dalam teknik Perang Sabil, para ulama pada masa revolusi memperlihatkan potensi spiritualnya yang luar biasa. Misalnya dapat menidurkan penjaga gudang senjata tentara Belanda dan meringankan membawa senjata keluar dari gudang senjata untuk dibagikan kepada Laskar Hisbullah.

Kisah ulama dengan potensi spiritualnya yang luar biasa, terjadi juga di kota lain. Demikian pula Perang Sabil dari Laskar Pencaksilat dari Segala Herang Subang yang dipimpin oleh Haji Ama Poeradiredja, dan Laskar Hisbullah dan Barisan sabilillah serta rakyat dipimpin oleh Kyai Haji Nur Ali dari Pesantren Ujung Malang Karawang, terjadi peristiwa yang sangat menakjubkan, dalam pertempuran di Sasak Kapuk Bekasi.

Dikisahkan oleh Mayor Moeffreni Mu’min dalam “Jakarta, Karawang, Bekasi dalam Gejolak Revolusi” bahwa Takbir Allahu Akbar dan kalimat Hisbun Nasr yang dikumandangkan ditengah Perang Sabil menjadikan peluru mortir dan canon yang ditembakkan oleh tentara sekut dan Nica, tidak bisa meledak, berjatuhan utuh tanpa terjadi ledakan. Peristiwa yang demikian ini menurut penuturan Mayor Moeffreni Mu’min memberikan gambaran bahwa ilmu tasawuf ajaran Kyai Haji Nur Ali tidak hanya mampu membangkitkan semangat juang bela negara dan bangsa, tetapi mampu memperlihatkan keampuhannya kekuatan moralnya yang berhasil melumpuhkan sistem persenjataan teknik fisik lawan menjadi lumpuh. Diperlihatkan pula ketika Kyai Haji Nur Ali ditangkap dan diangkut dengan mobil serdadu sekutu, dalam perjalanan sebelum masuk ke markas sudah dapat lolos tanpa diketahui turunnya oleh serdadu sekutu.

Demikian pula terjadi saat konvoi mobil yang dihadang dan diserbu oleh Laskar Pencaksilat pimpinan Haji Ama Purwadiredja yang meneriakkan Takbir Allahu Akbar, yang menjadikan tentara Sekutu Inggris dan Nica tak berdaya. Selain tidak sanggup melanjutkan operasinya, dan kehilangan senjatanya, juga harus kembali pulang ke Jakarta untuk menguburkan Serdadunya yang jadi korban. Sergapan mendadak Laskar Pencaksilat yang disertai kumandang suara Takbir Allahu Akbar, meruntuhkan moril tentara sekutu Inggris, Gurkha dan Nica. Kisah demikian ini dituturksn kembali dan diakui kebenarannya oleh Major Moeffreni Mu’min sebagai realitas Perang Sabil atau perang kemerdekaan yang benar-benar terjadi saat masa awal revolusi.

Termasuk kisah Kyai abbas dari Pesantren Buntet Cirebon, pada saat melakukan perlawanan tentara Sekutu Inggris dan Nica di Surabaya, terjadi cara perlawanan yang sukar dilogika-kan. Kehadiran Kyai Abbas dari Pesantren Buntet Cirebon, diundang oleh Choedratoes Sjeckh Rais Akbar K.H. Hasjim Asj’ari ke Surabaya, karena mempunyai kelebihan ilmunya, dapat meruntuhkan pesawat tentara sekutu, hanya dengan mengarahkan tongkatnya ke arah pesawat.

Choedratoes Sjeckh Rais Akbar K.H. Hasjim Asj’ari, dalam upaya pengamanan perlawanan terhadap tentara sekutu Inggris, Gurkha dan Nica, mengingatkan Bung Tomo agar menunggu terlebih dahulu datangnya Kyai Abbas dari Pesantren Buntet Cirebon ke Surabaya, untuk mengamankan bahaya serangan udara. Benarkah berhasil meruntuhkan pesawat terbang sekutu Inggris?

Dalam berita “Kedaulatan Rakyat”, yang bersumber dari pihak tentara sekutu Inggris bahwa sejak terjadinya pertempuran Surabaya sampai dengan 17-12-1945, tentara sekutu Inggris menderita kerugian tujuh buah pesawat Thunderbolt tertembak jatuh oleh serangan penangkis udara dari pihak Indonesia. Dijelaskan lebih lanjut bahwa pihak Indonesia memiliki kecakapan menembak pesawat sama dengan tentara Jerman. Apakah ini terjatuh akibat doa Kyai Abbas?

Kesaktian kyai di medan pertempuran, ternyata bukan hanya berita lagi, tetapi kita saksikan sendiri. Banyak mortier yang melempem, bom tidak meledak lagi. Seorang Nyai dari Tingkir Salatiga turut menyerbu.

Selanjutnya diberitakan oleh kedaulatan rakyat, 1-12-1945, Sabtu Pahing, 26 Besar-Ehe 1876, bahwa peran Kyai dalam penyerbuan Kota Ambarawa antara lain :
“Hari ini 40 Kyai di Beringin dan sekitarnya turut melakukan penyerbuan di kota Ambarawa masing-masing kyai diikuti muridnya 15 atau 20 orang. Mereka bersenjata granat tangan, granat pembakar dinamit dan tidak lupa tombak bambu.”

Istilah perang di kalangan masyarakat dan yang digunakan media cetak saat itu adalah Perang Sabil. Antara lain pertempuran awal di Biru Ambarawa diberitakan oleh Kedaulatan Rakyat, 5-12-1945, Rebo Legi, 30 Besar-Ehe 1876 :
Penyerangan umum dilakukan dari segala penjuru. Kini penyerbuan kita tersusun dari lima lapisan. Barisan Hizbullah yang ditempatkan berjuang di garis terdepan menyerukan Perang Sabil dalam penyerbuan. Dibarengi dengan seruan Takbir Allahu Akbar, sehingga si’ar Perang Sabil mendengung di angkasa. Penyerbuan pasukan kita yang menuju Banyubiru berhasil menjatuhkan benteng-benteng musuh di sana. Musuh melarikan diri ke jurusan Ambarawa.

Peran para Kyai dalam merebut Benteng Willem I Banyubiru, pada Kedaulatan Rakyat, 6-12-1945, Kamis Pahing, 1 Sura-Djimawal 1877 diberitakan :
Hari ini peringatan hari 1 Sura 1877/1365.
Sang merah putih berkibar di atas Benteng Willem I dengan didahului oleh Kyai Komar dari Beringin, penyerbuan habis-habisan dijalankan dengan keberanian luar biasa. Pasukan-pasukan inilah yang mengalahkan musuh di Banyubiru sehingga benteng Banyubiru yang bersejarah itu dapat kita rebut dari kekuasaan musuh.  

Bagaimana dalam penulisan sejarah Indonesia tentang Palagan Banyubiru di atas? Tentu tidak ada lagi pengakuan terhadap keberhasilan penyerbuan yang dipimpin oleh Kyai Komar dalam perang kemerdekaan saat itu. Karena istilahnya pun tidak lagi digunakan Perang Sabil, melainkan sudah diganti dengan Palagan Banyubiru. Mengapa? Jawabnya bila menggunakan istilah Perang Sabil pasti pelakunya umat Islam, ulama dan santri. Bila menggunakan istilah Palagan artinya tempat berlaga, tidak harus pelakunya umat Islam, ulama dan santri.

Berita selanjutnya oleh Kedaulatan Rakyat, 17-12-1945, Senin Pon, 12 Sura-Djimawal 1877, diliputi analisis yang Islami termasuk pemaknaannya tanggal Islaminya, dalam perebutan Ambarawa.

Tanggal 17 :  Peringatan tanggal Kemerdekaan Indonesia, bertepatan dengan tanggal 10 Sura sebagai hari kemenangan di Ambarawa. Jatuhnya Ambarawa diberitakan sebagai berikut :

Hari Selasa tanggal 11-12 malam hari, markas gabungan kita telah mengambil kepastian untuk melakukan serangan penghabisan pada seluruh kedudukan musuh di kota Ambarawa.

Pasukan Haji Mukhlis dari Cilacap dengan 60 anggota laskarnya, malam itu juga mulai bergerak dari bukit Pasekan sebelah utara gereja besar. Pasukan ini terus mengadakan gerakan ke arah selatan. Hingga hari Jumat tanggal 14 jam 1 tengah malam pasukan ini masuk kota Ambarawa. Mengadakan gerakan teratur merebut tempat-tempat yang penting. Akhirnya setelah mengadakan serangan hebat, stasiun dapat direbut oleh pasukan pasukan ini. Dengan masuknya pasukan tersebut menduduki dua benteng pertahanan musuh yang terpenting, terbukalah semua kunci kota Ambarawa dari segala penjuru.

Dampak selanjutnya tentang hasil penyerbuan di atas:
Musuh mengundurkan diri dari Ambarawa keliatan sangat bergesa-gesa. Banyak alat-alat kelengkapan perang yang ditinggalkan. Pasukan Haji Mukhlis dapat merebut dua meriam dan berpuluh bedil.


Kedaulatan Rakyat, 19-12-1945, Rebo Kliwon, 14 Sura-Djimawal 1877, memberitakan peran aktif para Kyai dalam perebutan Benteng Djati Ngaleh Semarang dan Alastua, antara lain disebutkan :

Semarang terkepung dari tiga jurusan.

Kekejaman musuh tidak ada taranya

Kemarin tengah malam laskar pasukan kita yang menyerbu ke kota Semarang telah mengadakan serangan umum pada benteng pertahanan musuh di Jatingaleh dengan didahului oleh pasukan Kyai yang menjadi barisan penyerbu dari arah selatan. Dengan cepat musuh dapat dipukul mundur dan dengan ini pula benteng Jatingaleh kita duduki seluruhnya.

Berita di atas mengangkat realitas zaman dan peristiwa sejarah yang sebenarnya terjadi pada masa revolusi atau pada masa perang kemerdekaan. Para Kyai atau ulama menjadi pimpinan terdepan dalam suatu penyerbuan terhadap tentara sekutu Inggris dan Nica. Seperti yang dituturkan oleh Menteri Agama Munawir yang pernah ikut serta dalam penyerbuan ke Ambarawa, kepada penulis bahwa penyerbuan ke Ambarawa, memang benar penyerbuan didahului oleh Barisan sabilillah dan Laskar Hizbullah. Selain dipimpin oleh Kyai Mukhlis juga Kyai Mandur. Kedua Kyai tersebut bersama para santrinya, tidak menjumpai laskar atau pasukan lainnya, ketika awal merebut kota Ambarawa.

Dijelaskan lebih lanjut, setelah Ambarawa dikuasai oleh para ulama dan santri, artinya setelah tentara sekutu Inggris dan Nica terpukul mundur oleh serbuan Barisan Sabilillah dan Laskar Hisbullah, barulah menyusul masuknya pasukan rakyat Purwokerto dan Banyumas, Yogya, Kedu, Solotigo, Sumowono dan Banyubiru dan barisan pemberontakan rakyat seperti yang diberitakan oleh Kedaulatan rakyat, 17-12-1945, Senen Pon, 12 Suro-Djimawal 1877.

Itulah sekilas tentang peran ulama yang telah berjuang dalam mengawal NKRI yang telah diungkapkan oleh ulama pelaku sejarah. Karena sejarah yang beredar saat ini cenderung menghilangkan peran ulama dalam kancah perjuangan NKRI (Abdullah Bin Nuh dan Mansur Suryanegara, 2007)


Dikutip dari buku ”To Be The Superpower Country” karangan KH. Sa’adih Al-Batawi & Dr. Nandang Najmulmunir, Ir. MS

Membangun Indonesia Raya



LAGU KEBANGSAAN YANG senantiasa kita nyanyikan adalah komitmen orang tua kita semua untuk mewariskan nilai-nilai perjuangan agar terus memiliki spirit untuk mengisi kemerdekaan yang begitu mahal, agar Indonesia bersatu-padu dalam keragaman, sadar dengan tanah tempat membesarkan anak bangsa. Sehingga kita semua sebagai bangsa Indonesia, harus mengisi dan memberikan warna pembangunan jangan jatuh pada penjajahan dan keinginan imperalis. Dan imperalis yang dahsyat adalah hawa nafsu. Ini persoalan pokok yang telah dikupas dalam Kajian Al-Balad.

Oleh karena itu, bangunlah jiwa-jiwa bangsa Indonesia agar memiliki moralitas atau akhlak sehingga dapat membangun Indonesia Raya, Indonesia yang besar dan kuat dan jaya serta bermatabt, karena rakyat dan pemimpinnya punya prinsip dan moralitas. Prinsip inilah yang akan membawa kita pada posisi yang sejajar dengan Negara-negara lainnya di dunia.

Indonesia Raya memiliki penduduk yang besar, dalam Negara kepulauan nusantara yang luas, yang di dalamnya terdapat kekayaan alam yang sangat besar. Kekayaan itu akan memberikan keberkahan apabila dikelola oleh orang yang soleh. Seperti dijelaskan dalam Surah Al-Anbiyaa ayat 105-106.

“Dan sungguh telah Kami tulis didalam Zabur sesudah (Kami tulis dalam) Lauh Mahfuzh, bahwasanya bumi ini dipusakai hamba-hambaKu yang saleh. Sesungguhnya (apa yang disebutkan) dalam (surat) ini, benar-benar menjadi peringatan bagi kaum yang menyembah (Allah).”

Ahli mufasir dalam Al-Qurtubi sepakat bahwa yang dimaksud dengan hambaku yang saleh adalah ummat Nabi Muhammad SAW.  Tafsir Al-Jalalaini memaknai seluruh yang saleh.  Tafsir Ibnu Katsir memaknai umat Nabi Muhammad yang beriman.

Sedangkan ayat 106 memberikan penjelasan bahwa apa yang disampaikan dalam Al-Quran betul-betul kabar yang memberikan manfaat bagi orang yang telah menghambakan dirinya kepada Allah bukan orang yang menghamba kepada syaitan dan hawa nafsu, karena penghambaan pada hawa nafsu senantiasa menghasilkan kehancuran.

Pribadi-pribadi yang saleh inilah yang akan memberikan warna dan karakter Bangsa Indonesia menjadi SUPERPOWER COUNTRY, yang artinya bangsa yang memiliki karakter yang kuat dan dapat memberikan pengaruhnya pada bangsa-bangsa lainnya di dunia, untuk membangun perdamaian, kesejahteraan, keadilan dan keamanan di seluruh dunia.  Inilah amanat pokok ajaran Nabi Muhammad SAW sebagai pembawa rahmat bagi sekalian alam, yang disimbolkan dalam warna “merah dan putih”’ yakni Al-Quran dan Sunnahnya.  Sesuai dengan hadits Beliau sebagai berikut :

Imam Muslim dalam kitab Al-Fitan, Jilid X halaman 340 : Rasulullah SAW bersabda : Sesungguhnya Allah taala telah memperlihatkan dunia kepadaku.  Aku tunjukkan pula timur dan baratnya.  Kerajaan dunia akan sampai kepada umatku seperti apa yang diperlihatkan kepadaku.  Dan Aku dianugerahi warna yang indah, Merah dan Putih.

Jadi SUPERPOWER COUNTRY, bukanlah Negara yang memiliki kekuatan militer untuk menjajah Negara lain, membangun peperangan, mengeksploitasi kekayaan Negara lain, menteror bangsa lain, dan selalu membuat kerusakan di muka Bumi, karena bukan ajaran Nabi Muhammad SAW.  Tetapi Negara yang memiliki keluhuran budi dan akhlakul karimah, sesuai dengan misi kerasulannya, dan inilah yang menjadi senjata utamanya bagi Negara Superpower.

Itulah output amanat Lagu Indonesia Raya bahwa langkah yang penting adalah membangun jiwa bangsa Indonesia, untuk menghasilkan bangsa yang memiliki moralitas dan akhlak, sehingga memiliki kepekaan kepada nasib rakyat dan mengamankan kekayaan Negara.  Sedangkan kekayaan Negara merupakan salah satu modal pembangunan dan kesejahteraan masyarakat.  Dan salah satu yang penting adalah kekayaan yang terkandung dalam lautan dan isi perut bumi nusantara.

Dikutip dari buku ”To Be The Superpower Country” karangan KH. Sa’adih Al-Batawi & Dr. Nandang Najmulmunir, Ir. MS

Kamis, 01 Desember 2011

Betapa Beruntung dan Berbahagianya Kita





                      *  Tidak Suka Belajar ?                                               

                         Mereka menghargai setiap 
                         kesempatan untuk belajar !


                      *  Tidak suka makan sayuran 
                          hijau ?



                          
                          Lihat ! mereka kelaparan !



                            *  Engkau gemuk sampai 
                               harus diet ?





                               Mereka akan mati bila 
                               diet




                       *  Merasa gendongan 
                          ayah-ibu tidak nyaman ?



                           Mereka bahkan tidak ada 
                           ayah-ibu menggendong !!

  
                         *  Bosan dengan mainan 
                             sehari-hari yang tidak 
                             berubah ?


                            Mereka tak punya pilihan 
                            mainan !!!




 
                            * Ketika dibelikan sepatu 
                               kau malah menanyakan 
                               kenapa tidak bagus ?


                               Lihat !  ini satu-satunya 
                               yang mereka miliki !!!

  
                          * Kesal tiap malam 
                             mendengar suara yang 
                             menyuruhmu tidur ?

                            Mereka berharap terlelap 
                            dan tak bangun lagi !!


JANGAN MENGELUH LAGI, 
SEBENARNYA KITA SUNGGUH BERUNTUNG DAN BERBAHAGIA !!!

Lihat sekeliling kita, yang kita miliki sungguh sudah cukup banyak, 
cukup lihat nyawa yang Alloh berikan kepada kita, 
sudah cukup untuk bersyukur seumur hidup kita.

Marilah kita bersama belajar rendah hati dan bersyukur
Syukur kepada Alloh yang Maha Pemurah, memberi kita segala yang ada ini
Memberi kita  tubuh yang sehat
Memberi kita keluarga yang harmonis
Memberi kita pekerjaan yang tetap
Memberi kita sahabat yang terkasih
Memberi kita segala milik ini
Mari kita bersyukur bersama sekali lagi ........


Bersyukur lebih banyak,
Mengeluh lebih sedikit,
Saling memberi semangat !!