Jamaah Majelis Dzikir As-Samawaat Al Maliki

Jamaah Majelis Dzikir As-Samawaat Al Maliki

Rabu, 21 Desember 2011

Membangun Komunikasi Internal




Dalam komunitas orang beriman, komunikasi merupakan bagian yang sangat penting dalam membangun kebersamaan dan dalam menjalankan organisasi. Ayat yang ke-6 Surah Al-Hujarat memberikan prosedur standar apabila mendapatkan berita atau informasi dari sumber yang tidak dapat dipercaya, yaitu agar melakukan klarifikasi dan verifikasi terhadap pesan-pesannya, agar tidak salah dalam mengambil keputusan

“Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang Fasik membawa suatu berita, Maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.”. (Al Hujarat ayat 6)

Ayat 6 surat Al Hujarat ini berkenaan dengan sebuah riwayat dari Ibnu Abbas. Diriwayatkan bahwa Al-Walid bin Uqbah bin Abi Mu’ith, yang diutus oleh Rasulullah SAW kepada Bani Mushtthaliq supaya memungut zakat. Ketika Bani Musthaliq mendengar berita tersebut, maka mereka bergembira dan keluar menyambut utusan Nabi itu. Namun ketika hal itu diceritakan kepada Al-Walid, maka ia menyangka bahwa orang-orang itu datang untuk memeranginya. Maka ia pun pulang sebelum sempat disambut oleh Bani Musthaliq, dan ia pun memberitahukan kepada Rasulullah SAW, bahwa mereka tidak mau berzakat. Maka Rasulullah SAW sangat marah. Dan tatkala Beliau berkata kepada dirinya sendiri untuk menyerang mereka, tiba-tiba datanglah kepada Beliau utusan Bani Musthaliq, mereka berkata,”Ya Rasulullah SAW sesungguhnya kami mendapatkan berita utusanmu pulang kembali ditengah perjalanan. Dan sesungguhnya kami khawatir jangan-jangan kembalinya itu karena ada surah darimu karena engkau marah kepada kami. Dan sesunggunya kami berlindung kepada Allah dari murka-Nya dan kemurkaan Rasul-Nya.” Berdasarkan peristiwa ini maka turunlah ayat ke-6 (diriwayatkan oleh Ahmad, Ibnu Hatim, At-Tabrani dan Ibnu Mardawaih)

Ayat ke-6 memberikan pelajaran (tarbiyyah) kepada masyarakat bahwa dewasa ini banyak kabar atau informasi dari berbagai sumber yang dijadikan dasar dalam bersikap dan bertindak. Sumber itu berasal dari orang fasik. Orang fasik artinya orang-orang yang keluar dari batasan-batasan agama. Allah memberikan prosedur harus adanya tabayyun.

Tabayyun artinya mencari kejelasan. Selalu mengecek kejelasan informasi yang datang. Sehingga berita itu sahih tidak cacat atau tidak kabur (valid) dari sumber yang dapat dipercaya. Informasi yang sahih layak menjadi dasar keputusan dan dasar bertindak.

Dikutip dari Buku “Menegakkan Langit Tanpa Tiang” karangan KH. Sa’adih Al-Batawi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar